Thursday 15 March 2012

Waduk Jatiluhur

Terimakasih atas kunjungan anda



Sungai Citarum (Tarumanadi) yang dahulu membelah Kerajan Sunda dan Galuh, yang berhulu dari Gunung Wayang, Bandung Jawa Barat mengalir dengan beberapa anak sungainya sampai Laut Pantai Utara.
Aliran Citarum terpotong beberapa bagian dari Waduk Saguling, Waduk Cirata dan Waduk Jatiluhur. 
Waduk-waduk tersebut digunakan sebagai sarana pembangkit listri, perikanan, pertanian dsan aset wisata.. Bahkan sebagai sumber kehidupan masyarakat sekitar.
Waduk Jatiluhur terletak di Kabupaten Purwakarta Jawa Barat, dengan luas area 8,300 ha, memiliki fungsi penyediaan air irigasi untuk 242.000 ha sawah.

Pembangunan proyek Jatiluhur mengalami sembilan kali penundaan, mulai dari kabinet Karya tahun 1955 - 1967 Kabinet Ampera.
Gagasan pembangunan bendungan Jatiluhur sudah dimulai sejak abad-19 oleh para ahli pengairan saat itu.
Bahkan pengukuran debit sungai Citarum untuk keperluan pengairan dan irigasi sudah dimulai sejak tahun 1888.

diresmikan oleh Presiden Soeharto 26 Agustu 1967

Ir. H. Djuanda, beliau adalah perdana mentri terakhir dan memimpin kabinet karya (1955-1967), adalah yang memperjuangkan pembiayaan pembangunan Bendungan Jatiluhur. Sehingga untuk mengenang jasa-jasanya Bendungan Jatiluhur dinamakan Bendungan Ir. H. Djuanda.
Biaya pembangunan waduk jatiluhur menelan biaya US 230 juta. Dibangun oleh kontraktor asal Perancis, dengan potensi air yang tersedia sebesar 12,9 miliar m3/tahun dan merupakan waduk serbaguna pertama di Indonesia.

Di dalam waduk Jatiluhur terpasan 6 unit turbin dengan daya terpasang 187 MW dengan produksi tenaga listrik rata-rata 1000 juta  kwh setiap tahun, dikelola oleh Perum Jasa Tirta II.










No comments:

Post a Comment