Thursday 22 March 2012

Kerajaan Tarumanagara




Terimakasih atas kunjungan anda



candi jiwa dibuat pada abad ke IV

Pada tahun 279 Saka atau 348 Masehi, Maharesi Jayasingawarman yang beragama Hindu berasal dari kerluarga Calankayana India bersama pengiringnya tiba di daerah Jawa Barat. Mereka menghindari kejaran raja Samudragupta yeng terkenal kejam tidak mengenal belas kasihan terhadap musuh yang dikalahkannya. Saat itu di Jawa Barat sudah berdiri kerajaan Salakanagara, saat Maharesi dan pengiringnya tiba, yang berkuasa di Jawa Barat adalah Dewawarman VIII (Prabu Darmawirya Dewawarman suami dari Ratu Ranispatikanawa warmandewi). Setelah mendapat persetujuaan dari Prabu Dewawarman VIII, Maharesi dan pengiringnya dimukimkan di dekat Sungai Citarum. Pemukiman itu oleh Sang Maharesi diberi nama Tarumadesya atau Desa Taruma. Setelah beberapa tahun Desa Tarum menjadi besar, karena berdatangannya penduduk dari desa-desa lain. Setelah menjadi bersar, Desa Tarum menjadi negara, oleh Maharesi negara tersebut diberi nama Tarumanagara sebagai negara bawahan Salakanagara. Oleh Prabu Dewawarman VIII Maharesi dijodohkan dengan putrinya yang bernama Iswari Tunggal Pertiwi atau Dewi Minawati.
Maharesi Jayasingawarman menjadi Rajadirajaguru pertama di Tarumanagara, dengan nama abhiseka Jayasingawarman Gurudarmapurusa. Ketika mertuanya wafat, tahta kerajaan Salakanagara digantikan oleh adik iparnya menjadi Dewawarman IX. Namun pamor Salakanagara sudah memudar, dan akhirnya kerajaan Salakanagara menjadi negara bawahan Tarumanagara.

Jayasingawarman memerintah Tarumanagara selama 24 tahun, dari tahun 280-304 Saka (358-382 M) dalam usian 60 tahun, kemudian dipusarakan di tepi kali Gomati. Yang menjadi penerus tahta kerajaan Tarumanagara adalah Darmayawarman yang bergelar Rajaresi Darmayawarman-guru. Memerintah Tarumanagara selama 13 tahun, dari tahun 304-317 Saka (382-395 M). Setelah wafat dipusarakan di Candrabhaga (sang lumahing candrabhaga).
 
Penerus tahta kerajaan Tarumanagara ketiga adalah Sri Maharaja Purnawarman, ia dilahirkan pada tanggal 8 bagian gelap bulan Palguna tahun 294 Saka (16 Maret 372 Masehi). Sri Maharaja Purnawaman menjadi raja Tarumanagara pada tanggal 13 bagian terang bulan Caitra 317 Saka atau 12 Maret 395 Masehi dengan nama nobat Sri Maharaja Purnawarman Sang Iswara Digwijaya Bhima Parakrama  Suryamahapurusa Jagatpati. Lalu Sri Maharaja Purnawarman memindahkan Ibukota ke Sundhapura (Bekasi).Maharaja Purnawarman menaklukan kerajaan-kerajaan lain di Jawa Barat yang belum tunduk kepada kekuasaan Tarumanagaram, saat berperang Sri Purnawarman mengenakan baju perisai samabil menunggang Gajah.. Seperti yang dituliskan pada prasasti Kebon Kopi (Bogor) berhuruf Palawa, terjemahan menurut Prof. Vogel "(ini) dua jejak telapak kaki Airawata yang perkasa dan cemerlang, gajah kepunyaan penguasa Taruma yang membawakan kemenangan".  Sri Maharaja Purnawarman berhasil menjadikan Tarumanagara sebagai negara besar dan berkuasa di Jawa Barat. Lalu memperindah Kali Gomati, Candrabhaga, Kali Gangga di daerah Indraprahasta Cirebon, memperindah Kali Cupu di kerajaan Cupunagara dan Kali Sarasah atau Manukrawa.

prasasti Ciaruteun - Bogor berhuruf Palawa

Rakyat Tarumanagara sangat mencintai rajanya, terbukti dengan banyaknya prasasti-prasasti yang ditemukan memuji kebesaran Purnawarman dan merasa senang dibawah naungannya. Di Jawa Barat, prasati Maharaja Purnawarman paling banyak ditemukan daripada raja-raja lain yang berkuasa di Jawa Barat.
Sri Maharaja Purnawarman wafat pada tanggal 15 terang bulan Posya 356 Saka (24 Nopember 434 Masehi) memerintah selama 39 tahun, dipusarakan di tepi Kali Citarum (sang lumahing tarumanadi). Kemudian digantikan oleh putranya yang bernama Prabu Wisnuwarman. Dinobatkan pada tanggal 3 Desember 434 Masehi dengan nama abhiseka Sri Maharaja Wisnuwarman Digwijaya Tunggal Jayapati Sang Purandarasutah.

Prabu Wisnuwarman memperistri Suklawatidewi putri Prabu Wiryabanyu raja Kerajaan Indraprahasta, yang ke dua Suklawarmandewi tetapi meninggal muda dan belum mempunyai keturunan.
Pada masa pemerintahanPrabu Wisnuwarman, terjadi pemberontakan yang dilakukan oleh pamannya yang bernama Cakrawarman. Cakrawarman yang menjabat Senapati Belandhika (angkatan perang) menginginkan tahta Tarumanagara, namun pemberontakannya dapat digagalkan setelah lama perang bergerilya. Pertempuran sengit antara pasukan besar Sang Cakrawarman di dalam hutan wilayah kerajaan Cupunagara. Pasukan Tarumanagara yang dibantu oleh pasukan raja-raja daerah, akhirnya dapat menumpas pasukan Cakrawarman. Sang Cakrawarman sendiri tewas ditangan Prabu Wiryabanyu raja Indraprahasta.
Pemberontakan Cakrawarman berlangsung dari tanggal 14 bagian bulan Asuji (September/Oktober) sampai  tanggal 11 bagian gelap bulan Kartika tahun 359 Saka (437 M) selama 28 hari.
Prabu Wisnuwarman memerintah dari tahun 434 - 455 masehi. Kemudian digantikan oleh putranya yang bernama Indrawarman. Ia dinobatkan dengan gelar Sri Maharaja Indrawarman Sang Paramarta Saktimahaprabawa Lingga Triwikrama Buanatala. Pemerintahannya berlangsung selama 60 tahun, dari tahun 377 - 437 Saka atau 455-515 Masehi.

Setelah Prabu Indrawarman wafat digantikan oleh putranya yang bernama Prabu Candrawarman, dengan gelar abhiseka Sri Maharaja Candrawarman Sang Hariwangsa Purusakti Suralagawagengparamarta. Ia memerintah selama 20 tahun dari tahun 515 - 535 Masehi. Setelah Prabu Candrawarman wafat digantikan oleh putranya yang bernama Prabu Suryawarman, dengan nama nobat Sri mahraja Suryawarman Sang Mahapurusa Bhimaparakrama Hariwangsa Digwijaya. Ia memerintah selama 26 tahun dari tahun 535 561 Masehi. Kemudian digantikan oleh putranya yang bernama Prabu Kretawarman dengan nama abhiseka  Sri Maharaja Kretawarman Mahapursa Hariwansa Digwijaya Sakalabumandala. Ia memerintah selama 67 tahun, dari tahun 561 - 628 Masehi. Karena tidak mempunyai keturunan, tahta kerajaan Tarumanagara diberikan kepada adiknya yang bernama Prabu Sudawarman, dengan gelar Sri Maharaja Sudawarman Mahapurusa Sang Paramartaresi Hariwangsa.

 Permaisuri Prabu Sudawarman adalah adik Prabu Mahendrawarman raja Palawa India. Pada masa pemerintahannya pamor Tarumanagara mulai menurun,
setelah wafat digantikan oleh putranya yang bernama Prabu Dewamurti yang bergelar Sri Mahraja Dewamurtyatma Hariwangsawarman Digwijaya Bimaparakarma. Watak Prabu Dewamurti berbeda dengan raja-raja sebelumnya, ia berperilaku sangat kasar dan kejam. Akhirnya ia tewas dibunuh oleh Brajagiri anak angkat Prabu Sudawarman yang merasa sakit hati oleh sikap Prabu Dewamurti. Brajagiri yang meloloskan diri dapat ditangkap oleh Prabu Nagajaya raja Cupunagara menantu Prabu Dewamurti yang menikahi Dewi Mayasari. Pada tahun 640 Masehi, Prabu Nagajaya naik tahta kerajann Tarumanagara dengan gelar Sri Maharaja Nagajayawarman Dermastya Cupujayasatru. Ia memerintah selama 26 tahun dari tahun 640-666 Masehi. 

Kemudian yang bertahta di Kerajaan Tarumanagara adalah Prabu Linggawarman putra Prabu Nagajaya, dengan gelar Sri Maharaja Linggawarman Atmahariwangsa Panunggalan Tirtabumi. Dinobatkan pada tangal 5 bagian gelap bulan Caitra tahun 588 Saka atau 1 April 666 Masehi. Permaisuri Prabu Linggawarman adalah Ganggasari putri Prabu Wisnumurti raja Indraprahasta ke 11 yang memerintah dari tahun 636-661 Masehi.

Dari perkawinannya dengan Ganggasari, memperolah putra :
1. Dewi Manasih, diperistri oleh Tarusbawa dari Kerajaan Sunda Sembawa.
2. Sobakancana, diperistri oleh Sri Jayanasa raja Sriwijaya.

Prabu Linggawarman memerintah hanya 3 tahun, pada tahun 669 digantikan oleh menantunya yang bernama Prabu Tarusbawa dengan nama abhiseka Sri Maharaja Tarusbawa Darmawaskita Manumanggalajaya Sundasembawa. Ia memerintah selama 54 tahun dari tahun 669 - 723 Masehi. Maharaja Tarusbawa merubah nama kerajaan dari Tarumanagara menjadi Kerajaan Sunda. (lihat Kendan Cikal Bakal Galuh).


No comments:

Post a Comment